Youth Rangers Indonesia - #GelorakanApiPemuda
background

Membaca Adalah Jembatan Ilmu

Membaca bisa menambah wawasan kamu agar semakin kaya akan pengetahuan

Ketika Pikiran Gelap Datang, Bagaimana Generasi Z Bisa Menang Melawan Suicidal Thought?

Ketika Pikiran Gelap Datang, Bagaimana Generasi Z Bisa Menang Melawan Suicidal Thought?

<p>Hey, Rangers! Siapa di sini yang pernah merasa terjebak di tengah badai kehidupan? Rasanya, semua orang pernah, ya. Hidup ini memang penuh dengan rintangan yang harus kita hadapi, dan kadang-kadang badai itu terasa begitu kuat hingga kita merasa tidak sanggup lagi. Tapi, jangan lupa bahwa setelah badai, selalu ada pelangi yang menunggu!</p> <p>&nbsp;</p> <p>Sekarang, kita perlu bicara tentang sesuatu yang lebih serius, yaitu <strong><em>Suicidal Thought</em></strong><strong>.</strong> Menurut studi dari <em>Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington</em>, salah satu faktor terbesar dalam tindakan bunuh diri adalah pikiran untuk mengakhiri hidup sendiri. Yap, pikiran-pikiran gelap ini menjadi sering muncul dan semakin serius dikalangan Gen Z. Lalu mengapa Gen Z yang paling banyak mengalami<em> Suicidal Thought</em>? Yuk kita bahas</p> <p><strong>So, apa itu </strong><strong><em>Suicidal Thought</em></strong><strong>?</strong></p> <p><em>Suicidal Thoughts </em>adalah pikiran atau keinginan untuk mengakhiri hidup sendiri. Ini bukan sekadar rasa sedih yang biasa kita alami saat menonton film sedih atau mendengar lagu galau. Ini adalah kondisi serius yang butuh perhatian khusus. Pikiran ini bisa muncul karena berbagai alasan&mdash;tekanan hidup, masalah kesehatan mental, atau bahkan pengalaman traumatis yang sulit dihadapi sendirian.</p> <p><strong>Kenapa Generasi Z sering mengalaminya?</strong></p> <p>Kita tahu, hidup di zaman sekarang ini penuh dengan tantangan tersendiri. Beberapa hal yang membuat Generasi Z rentan terhadap<em> Suicidal Thought </em>antara lain:</p> <ul> <li><strong>Tekanan Sosial Media</strong>: Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial bisa bikin kita merasa kurang, padahal setiap orang punya jalan hidup yang berbeda.</li> <li><strong>Masalah Kesehatan Mental</strong>: Depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya seringkali jadi pemicu pikiran gelap ini.</li> <li><strong>Perundungan</strong>: Baik itu di dunia nyata atau dunia maya, perundungan bisa meninggalkan luka yang dalam dan susah sembuh.</li> <li><strong>Masalah Keluarga</strong>: Konflik keluarga, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah internal bisa jadi beban yang berat banget.</li> <li><strong>Tekanan Akademik</strong>: Beban belajar yang tinggi dan tuntutan prestasi seringkali bikin kita merasa tertekan, seolah-olah kita harus selalu jadi yang terbaik.</li> </ul> <h3><strong>Kamu Tidak Sendirian, Rangers!</strong></h3> <p>Ingat, Rangers, kamu nggak sendirian. Ada banyak orang di sekitar kita yang peduli dan siap membantu. Setiap kehidupan itu berharga, dan kamu layak mendapatkan kebahagiaan. Jadi, gimana kita bisa mencegah <em>Suicidal Thought</em> ini muncul?</p> <ul> <li><strong>Tingkatkan Kesadaran</strong>: Yuk, kita sama-sama belajar tentang suicidal thoughts dan kenali tanda-tandanya.</li> <li><strong>Rawat Kesehatan Mental</strong>: Pastikan kamu tidur cukup, makan makanan yang sehat, olahraga teratur, dan kelola stres dengan baik.</li> <li><strong>Bangun Hubungan Positif</strong>: Jalin hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena dukungan mereka sangat berarti.</li> <li><strong>Cari Bantuan Profesional</strong>: Jangan ragu untuk konsultasi dengan psikolog atau psikiater jika merasa butuh bantuan.</li> <li><strong>Berikan Dukungan</strong>: Jika kamu punya teman yang sedang berjuang, berikan mereka dukungan dan semangat yang mereka butuhkan.</li> </ul> <p>Ingatl ya Rangers, <em>Suicidal Thought </em>bukan tanda kelemahan, melainkan sebuah jeritan minta tolong. Jangan takut untuk mencari bantuan, karena setiap kehidupan itu berharga, termasuk kehidupanmu, Rangers. Kamu layak untuk bahagia, dan badai ini juga akan berlalu. Tetap semangat!</p>

Aulia Azza

26 Aug 2024

SIHIR EISENHOWER TOXIC MATRIX BISA MEMBEBASKAN PRODUKTIVITAS YANG TOXIC!

SIHIR EISENHOWER TOXIC MATRIX BISA MEMBEBASKAN PRODUKTIVITAS YANG TOXIC!

<p><strong>RANGERS, </strong>pernah nggak sih kamu merasa terbebani dengan tumpukan tugas yang tak kunjung selesai? Bingung mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda? Tenang, kamu nggak sendirian! Rasa kewalahan ini memang seringkali dihadapi oleh banyak orang.</p> <p>Untungnya, ada solusi cerdas untuk membantu kamu menaklukkan segunung tugas, yaitu <strong><em>Eisenhower Matrix</em></strong>.&nbsp;</p> <p><strong>Emang apa sih </strong><strong><em>Eisenhower Matrix</em></strong><strong> itu?</strong></p> <p><em>Eisenhower Matrix</em> ini diciptakan oleh Presiden Amerika Serikat ke-34, Dwight D. Eisenhower, yang dimana menjadi alat untuk membantu kamu memilah dan memprioritaskan tugas berdasarkan urgensi dan kepentingannya.</p> <p>Bayangin sebuah kotak yang dibagi menjadi 4 bagian, kayak papan catur. Nah, di setiap bagiannya, bisa kamu kategorikan tugas-tugas kamu berdasarkan urgensi dan kepentingan.</p> <ul> <li><strong>Kuadran Penting &amp; Mendesak (Do First): </strong>Ini adalah tugas yang wajib banget kamu selesaikan secepatnya. Kayak revisi tugas yang deadline besok, atau nyelamatin kucing yang lagi kejebak di pohon.</li> <li><strong>Kuadran Penting Tapi Gak Mendesak (Decide): </strong>Tugas-tugas ini penting buat masa depan kamu, tapi nggak harus dikerjain sekarang. Kayak belajar buat ujian, atau mungkin nabung buat beli gadget baru.&nbsp;</li> <li><strong>Kuadran Mendesak Tapi Gak Penting (Delegate): </strong>Tugas-tugas ini harus diselesaikan secara cepat, tapi nggak harus kamu yang ngerjain. Kayak bersih-bersih kamar, atau ngurusin laporan keuangan. Coba deh delegasikan kegiatan ini ke adik atau teman kamu.</li> <li><strong>Kuadran Gak Penting &amp; Gak Mendesak (Delete):</strong> Ini dia nih, musuh produktivitas nomor satu! Tugas-tugas yang gak penting dan gak mendesak kayak main game seharian, atau stalking mantan di media sosial. Hapus aja dari daftar kegiatan kamu, Rangers! Kegiatan ini cuma bikin kamu semakin jauh dari tujuan.</li> </ul> <p>Dengan menggunakan <em>Eisenhower Matrix</em>, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur waktu dan tenaga. Kamu jadi bisa fokus ke hal-hal yang benar-benar penting dan mendesak, serta mengeliminasi kegiatan yang nggak produktif. Jadi, nggak ada lagi tuh drama keteteran dengan tumpukan tugas!</p> <p>Gimana Rangers, gampang kan? Yuk, coba terapkan <em>Eisenhower Matrix</em> sekarang dan rasakan perbedaannya dalam hidup kamu! Produktivitas yang toxic bisa segera berlalu, dan kamu bakal lebih siap menghadapi tantangan dengan kepala dingin. Let&rsquo;s get organized and achieve more!</p> <p>&nbsp;</p>

Aulia Azza

19 Aug 2024

Kecerdasan diluar batas! Kok bisa sih Xaviera menghafal sebanyak itu??

Kecerdasan diluar batas! Kok bisa sih Xaviera menghafal sebanyak itu??

<p>RANGERS, episode COC by RuangGuru kemarin bikin greget banget, ya. Apalagi ngeliat persaingan anak-anak pinter tersebut buat dapetin posisi di setiap <em>round</em>-nya. Wuihhh gerah banget penonton liatnya.</p> <p>Ngomongin soal pinter nih, pada episode 4, Xaviera memukau dengan kemampuannya menghafal asal nama pelukis dan tahun pembuatan lukisan. WOW <em>AMAZING </em>BUKAN?!🤩</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kira-kira Xaviera ini makan apa yaa sampe punya memori sekuat itu untuk menghafal?</p> <p>PENASARAN??🧐</p> <p>&nbsp;</p> <p>Eits&hellip;.tenang, Xaviera itu ngga makan aneh-aneh kok guys😅</p> <p>Tapi, cara Xaviera menghafal ini ada tekniknya, namanya teknik <strong><em>MIND PALACE</em></strong>🧠✨</p> <p>Yup,<strong> </strong><strong><em>MIND PALACE</em></strong>, sebuah cara mengingat yang sering digunakan oleh orang-orang cerdas.</p> <p>Kalau kalian sudah nonton Film Sherlock Holmes, nah film itu kalian bakal menemukan teknik <strong><em>MIND PALACE</em></strong> tersebut. Kalian pasti tau cara Sherlock Holmes mengingat dan memecahkan masalah yang luar biasa itu.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Jadi, apa itu <strong><em>MIND PALACE</em></strong>?</p> <p><strong><em>MIND PALACE</em></strong> atau dikenal juga sebagai Memory Palace, adalah teknik yang memanfaatkan kemampuan visualisasi otak untuk menyimpan dan mengingat informasi dengan cara yang sangat efisien. Mind Palace ini menggunakan kemampuan visual (<em>photograph memory</em>) kita dalam mengingat.</p> <p>Sebenarnya, teknik ini sudah ada di sejak masa romawi kuno lho, dikenal dengan nama Method Of Loci, dimana pada saat itu akses terhadap kertas sangatlah terbatas.</p> <p>So guys, <strong><em>MIND PALACE</em></strong> merupakan hal nyata (karena pikiran itu menyimpan kenangan yang bersifat memorial).&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Terus gimana cara kerjanya?</strong></p> <ol> <li><strong>Pilih lokasi yang kamu kenal baik</strong><br /> Lokasi ini bisa rumahmu, kantor, atau tempat yang sangat akrab bagimu. Tempat ini akan menjadi &ldquo;palace&rdquo; atau istana dalam pikiranmu.</li> <li><strong>Visualisasikan lokasi tersebut</strong><br /> Dengan mata tertutup, bayangkan berjalan melalui lokasi tersebut. Perhatikan detailnya, seperti pintu, jendela, ruangan, dan perabotan.</li> <li><strong>Tempatkan Informasi</strong><br /> Di setiap sudut atau ruangan, tempatkan potongan informasi yang ingin kamu ingat. Misalnya, jika kamu perlu mengingat daftar belanjaan, bayangkan tomat di atas meja dapur, susu di dalam kulkas, dan roti di atas sofa.</li> <li><strong>Buat Hubungan yang Kuat</strong><br /> Buat hubungan visual yang kuat antara objek di lokasi dan informasi yang ingin diingat. Semakin aneh atau lucu, semakin baik untuk daya ingat.</li> </ol> <p>Teknik<strong> </strong><strong><em>MIND PALACE</em></strong> telah digunakan oleh profesional dan ahli memori untuk menghafal sejumlah besar informasi dengan cepat. Kalau ada yang sampai hafal letak kalimat itu ada di dimana, halaman berapa itu merupakan photograph memory, awal dari mind of palace.&nbsp;</p> <p><br /> <strong>Remember this! </strong>Kecerdasan otak itu bisa diasah dan begitu pula dengan daya ingatan ya Rangers😉</p>

Friska Setya

12 Aug 2024

Mengenal Toxic Productivity: Terlalu produktif itu bahaya!

Mengenal Toxic Productivity: Terlalu produktif itu bahaya!

<p>Produktivitas sering kali dianggap sebagai kunci kesuksesan dan kebahagiaan. Tetapi, di balik semua motivasi untuk terus bergerak maju, ada sisi gelap yang sering tidak disadari: toxic productivity. Apa itu toxic productivity, bagaimana mengenalinya, dan apa saja dampaknya bagi kesejahteraan diri kita?</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Apa itu Toxic Productivity?</strong></p> <p>Toxic productivity adalah kondisi di mana seseorang merasa harus selalu produktif sepanjang waktu, bahkan hingga titik di mana hal tersebut berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan emosional. Ini adalah dorongan untuk terus bekerja dan menyelesaikan tugas, sering kali dengan mengorbankan istirahat, waktu bersama keluarga, dan aktivitas yang menyenangkan.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Tanda-tanda Toxic Productivity</strong></p> <p>Mengenali tanda-tanda toxic productivity bisa menjadi langkah pertama untuk dapat mengatasi hal tersebut. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:</p> <p>1. Perasaan Tidak Pernah Cukup: Merasa apa yang telah dilakukan selalu kurang dan harus melakukan lebih banyak hal lagi.</p> <p>2. Mengorbankan Istirahat: Mengurangi atau menghilangkan waktu istirahat dan tidur demi menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai dikerjakan.</p> <p>3. Mengabaikan Kesehatan: Melupakan aktivitas fisik dan pola makan sehat karena terlalu fokus pada pekerjaan, hal ini tentunya dapat menganggu kesehatan jika dilakukan secara sering atau terus menerus.</p> <p>4. Rasa Bersalah Saat Tidak Bekerja: Merasa bersalah atau cemas saat mengambil waktu untuk diri sendiri atau bersantai.</p> <p>5. Overworking: Bekerja melebihi jam kerja normal dan mengabaikan batasan waktu pribadi yang seharusnya dimiliki.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Dampak Negatif Toxic Productivity</strong></p> <p>Toxic productivity dapat membawa berbagai dampak negatif, baik secara fisik maupun mental. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:</p> <p>1. Burnout: Kondisi kelelahan fisik dan mental yang ekstrem akibat bekerja terus-menerus tanpa istirahat yang cukup.</p> <p>2. Stres dan Kecemasan: Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi karena terus-menerus merasa harus produktif.</p> <p>3. Masalah Kesehatan: Gangguan tidur, penurunan kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya akibat kurangnya istirahat dan gaya hidup tidak sehat.</p> <p>4. Kehilangan Kualitas Hidup: Kehilangan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman, kurangnya waktu untuk melakukan hobi dan aktivitas yang terasa menyenangkan.</p> <p>5. Produktivitas Menurun: Terlalu banyak bekerja dapat menurunkan produktivitas karena tubuh dan pikiran tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk dapat istirahat dengan cukup.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Mengatasi Toxic Productivity</strong></p> <p>Mengatasi toxic productivity membutuhkan kesadaran dan usaha untuk menyeimbangkan kehidupan, agar kehidupan yang dimiliki dapat menjadi lebih berkualitas dan tetap terjaga. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:</p> <p>1. Tetapkan Batasan: Tetapkan jam kerja yang jelas dan pastikan untuk mengambil waktu istirahat yang cukup.</p> <p>2. Prioritaskan Kesehatan: Jadwalkan waktu untuk berolahraga, makan sehat, dan tidur yang cukup.</p> <p>3. Nikmati Waktu Luang: Luangkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kesejahteraan mental.</p> <p>4. Belajar Berkata Tidak: Jangan ragu untuk menolak pekerjaan tambahan jika merasa beban sudah terlalu banyak.</p> <p>5. Refleksi Diri:&nbsp; Mengevaluasi apakah cara bekerja Rangers sudah seimbang dan sehat.</p> <p>Dari penjelasan diatas, kesimpulannya yang dapat kita ambil, <em>toxic productivity</em> fenomena yang semakin umum di era modern ini, terutama dengan meningkatnya tekanan untuk selalu produktif. Menyadari tanda-tanda dan dampak negatifnya adalah langkah awal untuk mencegah dan mengatasi kondisi ini. Ingatlah bahwa produktivitas yang sehat adalah tentang menemukan keseimbangan yang tepat antara bekerja dan menikmati hidup. Dengan begitu, kita bisa mencapai kesuksesan tanpa harus mengorbankan kesejahteraan diri kita sendiri.</p>

Siti Barotut Taqiah

05 Aug 2024

GRINDSET : Bekerja keras tapi lupa diri sendiri

GRINDSET : Bekerja keras tapi lupa diri sendiri

<p>RANGERS, ditengah gempuran <em>hustle culture </em>ini banyak sekali orang-orang yang mengejar pekerjaan secara berlebih. Pola pikir ini sering kali berakar pada keyakinan bahwa <strong>kesuksesan berbanding lurus dengan jumlah kerja keras yang dilakukan seseorang.</strong> Apakah kalian juga demikian?</p> <p>&nbsp;</p> <p>Jika YA, hati-hati jangan sampai kalian tenggelam dalam problematika <strong><em>GRINDSET.</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Budaya bekerja keras menyebabkan produktivitas yang beracun? Emang bisa?</strong></p> <p>&ldquo;Tak henti-henti&rdquo; dengan menghighlight kalimat tersebut, membuat seperti semuanya tercurah untuk pekerjaan secara 24/7. Seakan-akan pekerjaan adalah <strong>prioritas utama di atas segalanya</strong> dan istirahat merupakan hal yang tabu.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Budaya kerja keras akan membuat dampak yang besar bagi orang yang mengalaminya. Budaya tersebut mendorog terciptanya lingkungan kerja yang para pekerjanya banyak <strong>mengorbankan kehidupan pribadi mereka untuk bekerja demi harapan dan tujuan profesional yang tidak realistis.</strong>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Beberapa karakteristik yang muncul apabila kamu termasuk dalam golongan Grindset ini adalah <strong><em>Workaholism </em></strong>dan <strong><em>Perfectionism.</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Lantas, apa yang ditimbulkan dari efek Grindset ini?</strong></p> <ul> <li><strong>Kecemasan&nbsp;</strong></li> </ul> <p>bekerja terlalu keras akan membuat seseorang berada dalam kecemasan. Hal tersebut dikarenakan otak diminta untuk terus berpikir walaupun sudah <em>over capacity.</em></p> <ul> <li><strong>Gangguan tidur&nbsp;</strong></li> </ul> <p>Penganut kerja keras berlebih ini menganggap bahwa istirahat hanyalah membuang-buang waktu saja. Mereka sering sekali menggunakan waktu luang untuk terus bekerja ketimbang untuk beristirahat, itulah mengapa terjadi gangguan tidur.</p> <ul> <li><strong>Stres berlebih</strong></li> </ul> <p>Bekerja berjam-jam, fokus yang terus-menerus pada pekerjaan tanpa ada jeda, memberikan efek yang signifikan terhadap kondisi mental. Stress tersebut dipicu oleh tekanan yang bertubi-tubi, sehingga tubuh tidak dapat mengontrol tingkat stress tersebut.&nbsp;&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Lalu adakah cara untuk melarikan diri dari </strong><strong><em>GRINDSET</em></strong><strong>?</strong></p> <p>Yup, kalian bisa menata kembali apa arti kesuksesan yang sebenarnya, bukan malah kesuksesan yang membunuh secara perlahan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan kebiasaan yang bisa meningkatkan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan yang sehat, misalnya dengan menyisihkan waktu untuk bermain basket dengan teman-teman atau kegiatan menarik lainnya.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Grindset</em></strong> sering kali dianggap sebagai kunci untuk mencapai kesuksesan, terutama dalam konteks profesional dan pengembangan diri. Namun, penting untuk RANGERS ketahui untuk <strong>mengenali batasan dan dampak negatif dari pola pikir ini</strong>.</p>

Friska Setya

22 Jul 2024

Mental Block? Gak Zaman! Ini Dia Tips Ampuh Untuk Say Goodbye to Mental Block Ala Gen Z

Mental Block? Gak Zaman! Ini Dia Tips Ampuh Untuk Say Goodbye to Mental Block Ala Gen Z

<p>RANGERS, siapa di sini yang pernah ngerasain tiba-tiba blank pas lagi nulis tugas, ngerjain project, atau bahkan pas lagi ngobrol sama gebetan? Tenang aja, kalian gak sendirian! Di era digital yang serba cepat ini, kondisi tersebut memang menjadi musuh bebuyutan kita semua.</p> <p>Kondisi ini terjadi layaknya monster yang suka muncul tiba-tiba dan bikin kita gak bisa fokus, gak bisa berpikir jernih, dan bahkan bikin kita ragu sama diri sendiri. Monster ini bisa menyerang kapan aja dan di mana aja, gak peduli kamu lagi belajar, lagi kerja, lagi nge-game, atau lagi nonton Netflix. Tapi jangan panik dulu, Rangers! Kita gak perlu takut sama monster ini. Kita semua punya kekuatan buat ngatasinnya sehingga bisa meraih mimpi-mimpi kita. Dari tadi bahas soal monster, emang sebutannya apa sih? Sebutan dari monster ini adalah Mental Block.</p> <p>Apa itu Mental Block?</p> <p>Mental Block, atau yang biasa disebut hambatan mental, adalah kondisi di mana seseorang mengalami hambatan psikologis atau mental yang menghalangi kemampuan mereka untuk berpikir, mengingat, atau berkreativitas secara efektif.</p> <p>Kondisi ini sering kali terjadi secara tiba-tiba dan dapat memengaruhi kinerja individu dalam berbagai aktivitas sehari-hari, baik itu dalam konteks akademis, profesional, maupun personal. Ketika seseorang mengalami mental block, mereka bisa merasa terjebak atau buntu, sehingga sulit untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau menghasilkan ide-ide baru. Perasaan ini bisa sangat frustasi dan menurunkan motivasi, yang pada gilirannya dapat memperburuk kondisi mental block itu sendiri.</p> <p>Hambatan mental ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti kesulitan memulai tugas, ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai, atau bahkan kehilangan total ide dan inspirasi.</p> <p>Apa penyebab seseorang mengalami Mental Block</p> <p>Mental block bisa dialami oleh seseorang karena berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kelelahan mental tanpa istirahat yang cukup, kurang tidur yang mengganggu fungsi kognitif, stres yang menyebabkan kecemasan dan ketegangan sehingga sulit untuk fokus, serta kurangnya motivasi.</p> <p>Selain faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi. Lingkungan yang bising atau mengganggu membuat seseorang sulit untuk fokus dan berkonsentrasi. Kurang istirahat dari pekerjaan atau sekolah menyebabkan kelelahan, yang bisa mengakibatkan mental block. Tekanan berlebihan dari pekerjaan atau sekolah menambah tingkat stres dan kecemasan, yang berkontribusi pada munculnya mental block. Masalah pribadi seperti masalah keuangan atau hubungan juga menyebabkan stres dan kecemasan, yang dapat memicu mental block.</p> <p>Istirahat yang cukup</p> <p>Tidur yang cukup adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Pastikan kamu tidur 7-8 jam setiap malam untuk memberikan waktu bagi otak dan tubuhmu untuk beristirahat dan pulih.</p> <p>Kelola stres<br /> Mengelola stres sangat penting untuk mengatasi mental block. Lakukan aktivitas yang bisa membuatmu rileks, seperti yoga, meditasi, atau sekadar berjalan-jalan di alam. Temukan aktivitas yang paling efektif untukmu dan lakukan secara rutin untuk menjaga pikiran tetap tenang.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Makan makanan yang sehat</p> <p>Makanan yang sehat tidak hanya baik untuk tubuh, tetapi juga untuk otak. Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat. Nutrisi yang baik dapat meningkatkan fungsi kognitif dan mood, sehingga kamu bisa berpikir lebih jernih dan merasa lebih baik secara keseluruhan.</p> <p>Berolahraga secara teratur</p> <p>Olahraga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mental. Dengan berolahraga, aliran darah ke otak akan meningkat, sehingga fokus dan konsentrasimu juga akan lebih baik. Cobalah untuk berolahraga secara teratur, seperti jogging, bersepeda, atau bahkan olahraga ringan seperti stretching.</p> <p>Tetapkan tujuan yang realistis</p> <p>Tetapkan tujuan yang kecil dan mudah dicapai untuk membantu kamu merasa lebih percaya diri dan termotivasi. Jangan terlalu membebani diri dengan target yang terlalu besar. Mulailah dengan langkah-langkah kecil dan rayakan setiap pencapaian. Hal ini bisa memberikan dorongan positif dan membantumu tetap termotivasi.</p> <p>Hindari multitasking</p> <p>Fokuslah pada satu tugas pada satu waktu. Multitasking bisa membuatmu kewalahan dan kurang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan memusatkan perhatian pada satu tugas, kamu bisa bekerja lebih efisien dan hasilnya pun akan lebih baik.</p> <p>Berikan diri kamu penghargaan.</p> <p>Hargai dirimu sendiri atas pencapaian yang sudah diraih, termasuk pencapaian-pencapaian yang kecil. Memberikan penghargaan pada diri sendiri bisa meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi kamu untuk terus maju.</p> <p>Cari bantuan profesional</p> <p>Jika mental block kamu terlalu parah atau tidak kunjung membaik, carilah bantuan profesional dari psikolog atau psikiater. Mereka dapat memberikan dukungan dan strategi yang tepat untuk mengatasi masalahmu. Jangan merasa malu atau takut untuk mencari bantuan, karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mendapatkan bantuan profesional bisa menjadi langkah penting untuk memulihkan dirimu dan kembali produktif.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Ayo, Rangers! Jangan biarkan mental block menghalangi jalan kalian menuju kesuksesan. Yuk, kita lawan bersama-sama!</p>

Aulia Azza

15 Jul 2024

Sering Merasa Jadi Perhatian Orang? Let's get to Know About SPOTLIGHT EFFECT

Sering Merasa Jadi Perhatian Orang? Let's get to Know About SPOTLIGHT EFFECT

<p>RANGERS, kalian pernah nggak merasakan ketika sedang di tempat keramaian, seperti di supermarket kemudian kalian tidak sengaja menjatuhkan barang. Ketika hendak mengambil barang tersebut dan melihat keadaan sekitar, kalian merasa seperti diperhatikan oleh banyak orang. Seketika tubuh terasa dingin dan kaku akibat perasaan tersebut.</p> <p>Rasa cemas, malu, dan bingung bercampur aduk menjadi satu. Kemudian, kamu pasti berpikir bahwa sedari tadi sudah banyak orang yang melihat kejadian ini. Atau kalian pernah mengalami kejadian lain dengan kondisi serupa? Ya, jika kalian pernah merasakan kejadian tersebut, tenang, hal ini hanya sebuah fenomena psikologi yang biasa disebut dengan&nbsp;Spotlight Effect</p> <p>Apa itu Spotlight Effect?</p> <p>Spotlight Effect adalah suatu fenomena psikologis ketika seseorang memiliki kecenderungan berpikir bahwa dirinya menjadi perhatian orang secara terus-menerus. Fenomena psikologis ini telah ada sejak tahun 2000 dalam ilmu psikologi, tepatnya ketika sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tom Gilovich dan rekan-rekannya, kemudian dipublikasikan di dalam Journal of Personality and Social Psychology.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa menjadi sorotan setiap saat, padahal sebenarnya tidak demikian. Hal tersebut memicu timbulnya kecemasan dalam diri. Tapi tenang saja, Spotlight Effect ini tidak selalu terjadi ketika situasi negatif, namun dapat terjadi juga ketika dalam situasi positif. Misalnya, ketika kita mengacungkan tangan ketika hendak bertanya dalam kelas. Seakan-akan banyak sorot mata tertuju padamu dan merasa seperti semua orang terkesan, ini merupakan situasi positif. Mengapa bisa terjadi Spotlight Effect? Adanya pengaruh efek dari egocentric bias (bias egosentris) yang menjadi penyebab</p> <p>&nbsp;</p> <p>Spotlight Effect, yakni kecenderungan mengasumsikan sudut pandang orang lain dengan sudut pandang kita sendiri.&nbsp;</p> <p>Minta pendapat orang lain. Dengan meminta pendapat dari orang lain kamu dapat mengatasi perasaan menduga-duga dan menarik kesimpulan tanpa tahu apa yang sebenarnya orang lain pikirkan. Cobalah tetap tenang dan santai.</p> <p>Ketika kamu melakukan kesalahan yang membuat kamu malu, jangan terlalu khawatir tentang bagaimana pandangan atau pendapat orang lain tentang dirimu. Cobalah untuk relax dan alihkan fokusmu ke hal lain.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Jadi, gimana Rangers? Sekarang jadi lebih paham kan, kalau ada alasan di balik rasa cemas dirasakan saat kamu mengalami momen yang memalukan</p>

Friska Setya

15 Jul 2024

Keren, Anak Petani Asal Brebes di terima 13 Univ Terbaik Dunia

Keren, Anak Petani Asal Brebes di terima 13 Univ Terbaik Dunia

<p>Mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah di luar negeri bukanlah hal yang mudah. Namun, hal tersebut tidak bagi M Khaidar Khamzah, siswa MAN 1 Brebes kelas XII IPA A yang berhasil lolos seleksi Beasiswa Indonesia Maju (BIM) sekaligus diterima di 13 kampus luar negeri ternama seperti di negara Amerika, Kanada, Inggris dan Australia.</p> <p>Dari 13 Universitas Luar Negeri yang menerima Khaidar. Dirinya memantapkan diri untuk memilih Univercity of Toronto Mississauga Kanada Jurusan Studies in Social Sciences Economics and Econometrics usai dinyatakan lolos seleksi gelombang 1 tanggal 14 Maret 2023 beberapa waktu lalu. Selain diterima di 13 universitas kenamaan, Khaidar juga lolos masuk daftar tunggu di Columbia University, Cornell University Babson Collage, Amerika.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Langkah awal yang dilakukan Khaidar selama mengikuti seleksi ini adalah mengumpulkan berkas, tes substansi hingga interview berbahasa Inggris. Usai dinyatakan lolos, Khaidar memulai mengikuti Program Persiapan yang dilaksanakan oleh Puspresnas seperti kursus bahasa Inggris (IELTS) dan Scholastic Aptitude Test (SAT) Selain itu, untuk menunjang portofolio agar lebih bagus saya mengikuti kegiatan proyek sosial dengan membuat kegiatan &amp; Sharing of Campus Experience bersama tiga rekan lain di MA Al Hikmah 2 Benda Brebes dan mengisi waktu dengan konselor yang disiapkan oleh peneliti melalui kegiatan College Counseling, untuk membantu saya dalam proses pendaftaran, konsultasi universitas, dll, tutur Khaidar.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Usaha tidak akan mengkhianati hasil, ternyata slogan ini benar-benar diterapkan Khaidar, ungkap Nurhayati, Kepala MAN 1 Brebes. Untuk proses seleksi beasiswa Indonesia program persiapan S1 Luar Negeri ini sudah Khaidar siapkan sejak kelas XI dan mulai bimbingan di awal masuk kelas XII selama 6 bulan. Khaidar adalah anak dari Bapak Saepudin dan Ibu Khotimah, petani sederhana asal desa Jatimakmur Songgom Brebes, dan Khaidar adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara, tutur Kepala MAN 1 Brebes. Meski lahir dari keluarga sederhana, tidak ada halangan bagi Khaidar akan keinginannya untuk maju dan meraih cita-citanya meski harus menghadapi semua tantangan saat mengikuti setiap proses seleksi nasional yang cukup berat ini, lanjutnya.</p>

Bonar Parluhutan

15 Jul 2024

Anak Tukang Becak yang Sukses Meraih Beasiswa LPDP

Anak Tukang Becak yang Sukses Meraih Beasiswa LPDP

<p>Dok. Puslapdik Kemendikbud Raeni berhasil membuktikan pada semua orang bahwa anak seorang tukang becak seperti dirinya mampu dan sukses memperoleh beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) program magister di universitas luar negeri yaitu University of Birmingharm Inggris. Sebelumnya, ia telah menempuh pendidikan di Universitas Negeri Semarang dan mendapat gelar sarjana sekaligus menjadi wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3.96. Nilai yang hampir sempurna bukan ?</p> <p>Setelah lulus dari pendidikan S2, Raeni kemudian bekerja dan mengabdi sebagai dosen Pendidikan Ekonomi konsentrasi Pendidikan Akuntansi di almamaternya Universitas Negeri Semarang. Menjadi dosen adalah salah satu mimpi Raeni dan berhasil diwujudkannya. Selain mengajar mahasiswanya, ia juga mengikuti kegiatan mengisi seminar-seminar yang sering membahas topik tentang pentingnya pendidikan di era kemajuan teknologi, kolaborasi dengan orang tua, pentingnya belajar bahasa global, beasiswa-beasiswa hingga tentang ekonomi syariah.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Menurut Raeni, pendidikan adalah media investasi dimana ada return optimal di masa depan karena pendidikan yang tinggi bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan kondisi finansial yang stabil namun juga untuk menghadapi tuntutan di masa depan. Ia berharap orang lain bisa memiliki semangat yang lebih tinggi untuk melanjutkan dan menyelesaikan pendidikannya setinggi mungkin demi masa depan yang lebih baik. Raeni dan keluarganya memiliki pandangan positif dalam hal pendidikan dan mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya untuk melanjutkan pendidikannya di jenjang doktoral dan akhirnya lolos kembali di kampus yang sama yaitu University of Birmingharm melalui beasiswa LPDP.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Beberapa tips dari Raeni bagi yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri adalah belajar kapanpun dan dimanapun untuk mendapatkan hasil yang optimal, niat dan kemauan keras bisa membuat kita sukses, pertimbangkan kemampuan caclon mahasiswa untuk menentukan universitas yang dipilih, harus percaya diri dengan menunjukkan integritas dan karakter yang unggul, yang terakhir tapi tetap tidak kalah penting adalah meningkatkan kemampuan bahasa inggris dengan praktek, praktek, dam praktek.</p>

Rosmaina Julianti Nadapdap

15 Jul 2024