Youth Rangers Indonesia - #GelorakanApiPemuda
background

Membaca Adalah Jembatan Ilmu

Membaca bisa menambah wawasan kamu agar semakin kaya akan pengetahuan

Crab Mentality Itu Toxic! Ini Alasan Mengapa Harus Dihindari!

Crab Mentality Itu Toxic! Ini Alasan Mengapa Harus Dihindari!

<p>Halo Rangers! Pernahkah kalian melihat seseorang yang berhasil mendapatkan pencapaian, tapi bukannya mendapat dukungan, justru dibully atau dikritik oleh orang-orang di sekitarnya? Dan apakah mungkin kalian korbannya? Atau bahkan, tanpa disadari kalian juga pernah merasa iri dan tidak senang saat melihat teman atau orang lain berhasil? Nah, itu yang disebut dengan <em>crab mentality</em>.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Apa itu <em>crab mentality</em></strong><strong>?</strong></p> <p><em>Crab mentality</em> adalah pola pikir atau sikap negatif yang muncul ketika seseorang merasa iri atau bahkan berusaha menghalangi kesuksesan orang lain. Istilah <em>crab mentality</em> berasal dari analogi seekor kepiting yang terjebak dalam ember terbuka, ketika satu kepiting mencoba untuk memanjat keluar, kepiting lain akan menariknya kembali ke bawah. Begitu juga dalam kehidupan, mereka yang terjebak dalam <em>crab mentality</em> cenderung menarik orang lain ke bawah alih-alih mendukung mereka untuk naik. Dan sangat disayangkan bahwa pola pikir seperti ini juga sering terjadi di kehidupan manusia.</p> <p>Oleh karena itu, <em>crab mentality</em> tidak hanya merugikan orang lain, tapi juga bagi diri sendiri, loh. Yuk kita bahas lebih lanjut!&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Mengapa <em>crab mentality</em></strong><strong> itu </strong><strong><em>toxic</em></strong><strong>?</strong></p> <p>Dengan memiliki <em>crab mentality</em> dapat menghambat perkembangan diri seseorang karena terlalu sibuk dengan pencapaian yang dimiliki orang lain alih-alih fokus dengan tujuannya sendiri. Pola pikir ini juga menciptakan lingkungan negatif yang tidak mendukung untuk berkembang bersama dan bahkan dapat merusak hubungan sosial karena menjauhkan dari sikap kolaboratif dan suportif. Wah, dampak <em>crab mentality</em> ini sangat merugikan ya. Selanjutnya penting juga untuk mengenali ciri-cirinya. Dengan begitu, kita bisa lebih waspada dan mengambil langkah untuk menghindarinya.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Apa saja ciri-ciri <em>crab mentality</em></strong><strong>?</strong></p> <p><strong>1. Iri dan tidak senang pada pencapaian orang lain</strong></p> <p>Salah satu ciri <em>crab mentality</em> adalah rasa iri yang muncul saat melihat orang lain berhasil. Bukannya merasa termotivasi atau terinspirasi, keberhasilan orang lain justru dianggap sebagai ancaman, sehingga memicu perasaan tidak senang dan pandangan kompetitif yang tidak sehat.</p> <p><strong>2. Sering memberikan tanggapan negatif</strong>&nbsp;</p> <p>Alih-alih memberikan dukungan atau apresiasi, orang dengan <em>crab mentality</em> cenderung memberikan komentar negatif terhadap pencapaian orang lain. Hal ini menunjukkan kurangnya sikap menghargai usaha orang lain.</p> <p><strong>3. Bersaing secara tidak sehat</strong></p> <p>Pola pikir ini membuat seseorang lebih fokus pada usaha menjatuhkan orang lain daripada berusaha untuk mencapai tujuannya sendiri. Prioritas mereka adalah memastikan orang lain tidak lebih baik daripada dirinya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Sekarang, saatnya kita bahas <strong>bagaimana cara keluar dari zona </strong><strong><em>crab mentality</em></strong> ini supaya kita bisa fokus pada perkembangan diri dan menciptakan relasi yang positif dengan orang lain.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Cara menghindari <em>crab mentality</em> ini terdapat dari dua sudut pandang. Pertama, ketika menghadapi orang lain yang memiliki <em>crab mentality</em>, tetap fokus kepada diri sendiri dan jangan terlalu peduli terhadap komentar, tanggapan, atau tindakan&nbsp; negatif yang berusaha menjatuhkan serta carilah dan bangun lingkungan positif dengan berada di sekitar orang-orang yang suportif. Kedua, jika <em>crab mentality</em> ada dalam diri maka cobalah untuk mengubah rasa iri terhadap pencapaian orang lain dengan menjadikannya motivasi dan inspirasi untuk berkembang, serta berusaha menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Hargai pencapaian dan keberhasilan mereka dengan memberi dukungan dan jangan ragu untuk mengucapkan selamat, karena sikap ini akan membawa energi yang positif, baik untuk diri maupun dalam hubungan sosial.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Memahami bahwa <em>crab mentality</em> itu <em>toxic</em> dan memiliki dampak negatif, baik secara pribadi maupun sosial, saatnya untuk mulai menghindarinya dengan menciptakan lingkungan yang lebih suportif. Mari ubah pola pikir untuk saling mendukung dan menghargai pencapaian satu sama lain.</p>

Aulia Rahma Aldila

23 Nov 2024

SOCIAL BUTTERFLY πŸ¦‹ Si Extrovert yang cheerfull

SOCIAL BUTTERFLY πŸ¦‹ Si Extrovert yang cheerfull

<p>RANGERS, kalau ditanya soal kepribadian, kamu tipe introvert apa extrovert nih?? Kalo Minyours si Extrovert yaa&hellip;.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Tentunya, kita pasti ngga asing dong sama dua istilah kepribadian ini. YA, <strong>Extrovert </strong>adalah tipe kepribadian yang senang bersosialisasi <em>for recharge energy to better mood</em>. Sementara itu, <strong>introvert </strong>adalah kebalikan dari extrovert di mana mereka lebih suka menyendiri sebagai proses pemulihan energinya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Ngomongin soal tipe kepribadian <strong><em>Extrovert</em></strong>, ada sifat menarik nih yang kali ini bakal kita bahas.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Sesuai dengan judul kita &lsquo;<strong><em>SOCIAL BUTTERFLY</em></strong>&rsquo; kalian udah pernah dengar istilah ini belum?</p> <p><strong>Sesuai dengan namanya </strong><strong><em>butterfly</em></strong><strong> alias kupu-kupu, orang yang punya sifat ini bisa &lsquo;hinggap&rsquo; di lingkungan seperti apa saja.</strong></p> <p>&nbsp;</p> <p>Menurut psikolog anak, Nikole Beurkens, seorang <em>social butterfly</em> selalu senang bertemu dan membangun sosialisasi dengan orang lain. Terkenal dengan karakter yang <em>positive vibes</em>, jangan heran kalo mereka ngga bakal kehabisan topik walaupun kadang obrolannya random banget.&nbsp;</p> <p><br /> &nbsp;</p> <p><strong>Ciri Kepribadian </strong><strong><em>Social Butterfly</em></strong></p> <ul> <li><strong>Karismatik</strong></li> </ul> <p>Menurut seorang profesor di <em>Baylor College of Medicine</em>, Asim Shah, tipe kepribadian social butterfly mudah untuk disukai oleh orang lain. Mereka mampu memancarkan karisma yang sangat jelas. Hal ini dikarenakan mereka cenderung <em>humble</em> dan cepat beradaptasi sehingga membuat orang-orang di sekitarnya nyaman.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <ul> <li><strong>Pandai berkomunikasi</strong></li> </ul> <p>Ini adalah salah satu keunggulan social butterfly, mereka terampil berinteraksi. Seorang social butterfly tak akan ragu untuk memulai percakapan dengan orang lain bahkan siap menjadi pembicara atau perwakilan suatu komunitas. <em>Social butterfly</em> tidak merasa kesulitan untuk melakukan obrolan, meski bukan pada bidangnya.</p> <p>&nbsp;</p> <ul> <li><strong>Terbuka</strong></li> </ul> <p>Terbiasa dalam berinteraksi dengan orang lain membuat seorang <em>social butterfly</em> menjadi lebih terbuka, mudah didekati, dan menyenangkan. Tak jarang mereka akan inisiatif perkenalan terlebih dulu meski berada di tengah keramaian. Itulah mengapa seorang <em>social butterfly</em> cenderung lebih mudah diterima dalam suatu lingkaran sosial. Bahkan, mereka akan sangat aktif dan cenderung dominan dalam interaksi sosial.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Terlihat sangat atraktif dan seolah tidak menemukan kesulitan apapun dalam interaksi, siapa sangka <em>social butterfly </em>tak terhindarkan dari dari tantangan sosial. Salah satu tantangan yang seringkali dihadapi seorang <em>Social Butterfly </em>adalah <em>it&rsquo;s hard to say <strong>&ldquo;NO!&rdquo;</strong></em></p> <p>&nbsp;</p> <p>Seorang <em>Social Butterfly </em>sering ngerasa ga enakan kalau menerima ajakan permintaan dari orang lain, sehingga kepentingan pribadinya justru terabaikan. Hal tersebut karena lebih mementingkan hubungan sosial daripada kepentingan pribadi.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Nah, jadi penting ya Rangers untuk memiliki sifat <em>Social Butterfly </em>ini, mengingat kita harus bisa beradaptasi dimanapun dan kapanpun kita berada. Namun, perlu diperhatikan bahwa harus ada batasan antara sosial dan diri sendiri, jangan sampai memprioritaskan lingkungan sosial dan menomorduakan diri sendiri.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>&ldquo;Keep it warm, let&#39;s be a butterfly that bring spirit and joy wherever you go&rdquo;</em></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Referensi&nbsp;</strong></p> <p><a href="https://satupersen.net/blog/social-butterfly">https://satupersen.net/blog/social-butterfly</a>&nbsp;</p> <p><a href="https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-social-butterfly">https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-social-butterfly</a></p> <p>&nbsp;</p>

Friska Setya

23 Nov 2024

MAHASISWA AKHIR MERAPAT! Persiapan Penulisan dan Bimbingan, Auto Siap Tempur Buat Skripsian!

MAHASISWA AKHIR MERAPAT! Persiapan Penulisan dan Bimbingan, Auto Siap Tempur Buat Skripsian!

<p>Halo, Rangers! 🌟&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Kamu Mahasiswa Akhir?</em> Gimana nih, udah siap buat ngejalanin babak akhir dari perjuangan panjang di dunia perkuliahan? Yap, kita ngomongin skripsi, tugas besar yang sering kali dianggap sebagai &ldquo;penentu nasib&rdquo; sebelum menuju garis finish alias wisuda! Mungkin beberapa dari kamu ada yang sudah siap banget buat ngadepin skripsi ini, tapi gak sedikit juga yang merasa deg-degan bahkan overwhelmed duluan. Bener, kan? Kalau iya, tenang aja, kamu gak sendirian kok! Hampir semua mahasiswa akhirr pernah ngerasain apa yang kamu rasain sekarang.</p> <p>&nbsp;</p> <p><em>Skripsi tuh kayak roller coaster,</em> penuh lika-liku, tapi justru dari situ tantangannya! Sering kali, kita mulai panik dengan deadline yang terasa makin deket, mulai mikir-mikir soal dosen pembimbing, atau kadang justru bingung mau mulai dari mana. Rasa bingung itu wajar banget! Skripsi emang beda sama tugas biasa, tapi justru karena inilah, kamu bisa belajar lebih banyak tentang tanggung jawab, disiplin, dan juga ketahanan mental. Ibarat mendaki gunung, puncaknya memang tinggi, tapi ..</p> <p><em>nyampe atas, semua usaha terbayar lunas!</em></p> <p>&nbsp;</p> <p>Nah, biar kamu gak keburu mundur sebelum berperang, di artikel ini udah siapin panduan yang asik buat ngelewatin tiap tahapan skripsi dengan lancar. Kita akan bahas dari cara milih topik, bikin timeline, nyari referensi, sampai tips menjaga kesehatan biar gak gampang down di tengah jalan. Percaya deh, dengan persiapan yang oke, kamu bakal lebih santai dan pede buat ngerjain skripsi, dan yang pasti, jadi lebih deket sama impian wisudamu.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Siap buat mulai perjalanan ini, Rangers? Let&rsquo;s go, kita gas bareng-bareng! πŸš€</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>1. Tentukan Topik yang Bikin Kamu &lsquo;Klik&rsquo; Biar Nulis Jadi Asik</strong><br /> Bayangin kamu lagi ngerjain topik yang kamu suka, tiba-tiba ketemu artikel keren yang pas banget sama penelitianmu. Rasanya pasti seneng banget! Dibandingkan kalau kamu ngerjain topik yang terlihat keren tapi kamu gak ngerti karena asal pilih, rasanya jadi lebih berat dan bisa bikin kamu kehilangan semangat di tengah jalan.<br /> Sering kali nih, kita terlalu fokus nyari topik yang &ldquo;wah&rdquo; atau keren di mata orang lain, tapi akhirnya justru stuck karena kurang paham dan kurang tertarik. Jadi, tips pertama: pilih topik yang sesuai dengan minat dan pengetahuanmu!</p> <p>Bayangin kamu bakalan hidup sama topik ini selama beberapa bulan&mdash;jadi pastikan topiknya bikin kamu excited buat ngegali lebih dalam. Kalau kamu tertarik sama isu sosial, teknologi, atau literatur tertentu, fokuslah di sana. Semakin relevan topiknya sama minatmu, semakin asik ngerjainnya, dan kamu juga jadi lebih mudah berkembang.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>2. Buat Timeline Detail, Biar Bisa Agak Santai Karena Bentar Lagi Selesai</strong><br /> Tahukah Rangers? Kadang tuh yg bikin stres bukan skripsinya, tapi deadline yang tiba-tiba deket padahal masih banyak yang belum selesai.&nbsp;<br /> Makanya, bikin timeline itu penting banget! Mulailah dari pembagian tugas besar menjadi target mingguan atau bulanan. Catat kapan kamu harus lanjutin nulis, submit draft, waktu konsultasi dengan dosen, atau waktu ideal untuk revisian.&nbsp;</p> <p>Bikin timeline juga bikin kamu bisa ngerjain pelan-pelan tapi pasti, tanpa harus ngerjain di malam-malam terakhir. Jangan lupa kasih waktu jeda juga buat istirahat, biar kamu gak kelelahan. Bayangin deh, mendekati deadline draft skripsimu tinggal ngerapihin format aja. Wuhuu, beres-beres dengan santuy tanpa ketar-ketir deh!</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>3. Nyicil Kumpulin Referensi Dari Sekarang, Biar Penelitian Jadi Lebih Gampang</strong><br /> Punya referensi yang lengkap dan sesuai sama topik itu rasanya kayak punya &ldquo;harta karun&rdquo; buat ngerjain skripsi. Kalo di tengah jalan kamu butuh tambahan data atau bukti, kamu tinggal cek catatan referensi dan langsung lanjutin. Skripsi kamu jadi lebih lancar dan gampang deh!</p> <p>Referensi adalah senjata utama buat ngerjain skripsi. Biar penulisanmu makin berbobot, kamu bisa nyicil dari sekarang buat cari jurnal, buku, atau artikel ilmiah yang up-to-date dan relevan. Kalau bisa, ambil juga dari jurnal internasional buat memperkuat argumenmu. Pastikan kamu juga mencatat sumber dan bikin daftar pustaka dengan rapi. Ini penting biar skripsi kamu bebas dari plagiat dan dosen juga jadi lebih yakin sama kualitas tulisanmu.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>4. Komunikasi Itu Penting! Apalagi Sama Dosen Pembimbing!</strong><br /> Kebayang gak kalau dosen pembimbingmu malah jadi &ldquo;tim support&rdquo; buat kamu? Diskusi bareng, nanya ide, atau minta masukan revisi bisa bikin prosesnya lebih mudah. Tentu, asal kamu tetap disiplin dan mau menerima masukan dengan baik! Jangan lupa juga buat konsultasi dengan pakarnya jika diperlukan, baik di internal kampus maupun pihak eksternal yg terpercaya.<br /> Rangers, dosen pembimbing itu bukan hanya &ldquo;penguji&rdquo; skripsi, tapi juga teman diskusi yang bakal bantu kamu. Jaga komunikasi yang baik dengan beliau. Jangan ragu buat update progres kamu secara rutin, bahkan kalau cuma sekadar nanya pendapat atau konfirmasi ide.&nbsp;</p> <p>Komunikasi yang lancar bakal bikin kamu ngerasa lebih pede, dan dosen juga bakal lebih aware sama apa yang udah kamu kerjakan. Saran kecil, tiap dapet feedback dari dosen, langsung catet dan coba kerjakan dengan teliti. Hal kecil seperti ini bisa bikin dosen merasa dihargai dan makin semangat membimbing kamu.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>5. Jaga Mood dan Kesehatan, Biar Tetap Enjoy Selama Masa Skripsian!</strong><br /> Terakhir, yang sering dilupakan; jangan cuma ngejar target, tapi juga jaga kesehatan fisik dan mentalmu. Skripsi itu perjalanan panjang, Rangers, jadi penting banget buat jaga stamina dan mood. Cari cara buat refresh diri, entah itu olahraga ringan, jalan-jalan sebentar, atau sekadar istirahat dari laptop. Jangan ragu buat sesekali hangout atau ambil waktu buat healing kalau kamu udah merasa terlalu lelah. Dengan fisik dan mental yang sehat, kamu bakal bisa menyelesaikan skripsi tanpa merasa terbebani.</p> <p>Enak lohh, ngerjain skripsi sambil tetap punya waktu buat ngopi-ngopi sama teman atau olahraga rutin? Jadi jangan terlalu keras sama diri sendiri, ya! Skripsi bisa selesai dengan baik tanpa perlu merasa stres sepanjang waktu.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Pesan untuk Para Pejuang Skripsi!</strong></p> <p>Nah, itu dia, Rangers! Skripsi memang bukan jalan yang mudah, tapi kalau kamu udah siap dari awal, semuanya pasti lebih terasa ringan. Ingat, skripsi adalah bagian dari perjalanan belajarmu, bukan sekadar tuntutan buat lulus. Nikmati setiap prosesnya, dari mulai brainstorming topik, riset, bimbingan, hingga revisi akhir. Setiap tahapan pasti ada tantangannya, tapi yakinlah bahwa dengan ketekunan dan usaha, hasilnya bakal memuaskan.<br /> Jangan ragu buat terus belajar dan memperbaiki diri sepanjang proses ini. Skripsi adalah kesempatan buat kamu berkembang, bukan hanya dari sisi akademis, tapi juga sebagai individu yang lebih tangguh. Dan jangan lupa, skripsi ini adalah batu loncatan buat kamu menuju fase kehidupan selanjutnya. Jadi, kerjain dengan sepenuh hati!</p> <p>Kamu gak sendirian dalam perjalanan ini. Semua mahasiswa akhir merasakan perjuangan yang sama. Tetap semangat, yakin pada diri sendiri, dan jangan pernah ragu buat minta dukungan dari orang-orang terdekat. Kamu bisa, Rangers! Mari wujudkan mimpi untuk wisuda dan buat bangga semua orang yang mendukungmu. Skripsi yg baik adalah skripsi yg SELESAI! Semoga sukses, ya! πŸ₯‚πŸŽ“</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p>

Dienaya Dienaya

23 Nov 2024

Bingung Membangun Personal Branding? Ini Dia Tips Membangun Personal Branding di Media Sosial!

Bingung Membangun Personal Branding? Ini Dia Tips Membangun Personal Branding di Media Sosial!

<p>Hi Rangers! Saat ini, sebagian besar orang menggunakan media sosial seperti Instagram, X, TikTok, dan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut tentu saja dapat menjadi peluang untuk menghasilkan konten, baik konten positif maupun negatif yang akan mempengaruhi pandangan orang lain. Jadi, bagaimana ya kalau kita memanfaatkan media sosial dalam hal positif, yaitu dengan membangun personal branding? Tapi, sebelum kita membahas lebih lanjut, kalian sudah tahu belum nih apa itu personal branding?</p> <p>&nbsp;</p> <p>Jadi, personal branding merupakan suatu proses membentuk reputasi diri di mata publik. Dan secara sederhana, personal branding adalah bagaimana orang lain memikirkan kita ketika melihat dan mendengar tentang kita.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Nah, jadi perilaku kita di media sosial juga sangat berpengaruh ya Rangers dalam membangun personal branding! Oleh karena itu, yuk mari kita bahas tips membangun personal branding di media sosial.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>1.</strong> <strong>Posting aktivitas positif</strong>&nbsp;</p> <p>Lagi volunteer, ikutan lomba, atau aktif di organisasi? Momen ini bisa juga loh diposting di media sosial. Karena hal tersebut bisa menunjukkan kalau kamu adalah seseorang yang aktif dan positif.</p> <p><strong>2. Pilih platform media sosial favorit</strong>&nbsp;</p> <p>Dikarenakan banyaknya berbagai macam platform media sosial, it&#39;s okay untuk hanya pilih platform yang paling nyaman dan cocok dengan kalian. Karena hal tersebut juga akan membuat kalian untuk fokus dan tidak <em>overwhelmed</em>. Misalnya jika suka mengambil video dan public speaking bisa dengan TikTok, jika suka dengan bercerita dan menulis bisa menggunakan X.</p> <p><strong>3. Bangun interaksi&nbsp;</strong></p> <p>Selain posting, kita juga bisa berinteraksi dengan mutual di akun media sosial kita. Seperti saling menyukai dan memberikan komentar positif kepada mereka. Hal tersebut dapat mempererat relasi dan menunjukkan bahwa kita peduli dan suportif dengan orang lain.&nbsp;</p> <p><strong>4. Stop </strong><strong><em>overthinking</em></strong><strong>&nbsp;</strong></p> <p>Sering merasa ragu atau takut saat ingin posting sesuatu? Sebenarnya kalian tidak <em>overthinking</em>, Rangers! Karena dalam posting sesuatu, tidak perlu ingin menjadi sempurna. Dan yang terpenting adalah konten yang kita bagikan itu positif.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Sekian tips membangun personal branding yang bisa diterapkan. Dan perlu diingat juga ya, Rangers. Bahwa personal branding tidak selalu harus tentang pencapaian yang besar. Karena aktivitas positif dalam keseharian yang kalian lakukan juga berarti. Misalnya seperti membagikan informasi tentang tentang buku yang sedang dibaca, keterampilan baru yang sedang dipelajari, dan masih banyak lagi. Karena hal tersebut dapat menunjukkan siapa diri kalian. Sehingga, dalam membangun personal branding juga jangan terlalu keras kepada diri sendiri ya, apalagi untuk ingin terlihat seperti orang lain. Jadi, tetap fokus kepada diri sendiri dan be yourself aja!</p>

Aulia Rahma Aldila

07 Oct 2024

Ketika Pikiran Gelap Datang, Bagaimana Generasi Z Bisa Menang Melawan Suicidal Thought?

Ketika Pikiran Gelap Datang, Bagaimana Generasi Z Bisa Menang Melawan Suicidal Thought?

<p>Hey, Rangers! Siapa di sini yang pernah merasa terjebak di tengah badai kehidupan? Rasanya, semua orang pernah, ya. Hidup ini memang penuh dengan rintangan yang harus kita hadapi, dan kadang-kadang badai itu terasa begitu kuat hingga kita merasa tidak sanggup lagi. Tapi, jangan lupa bahwa setelah badai, selalu ada pelangi yang menunggu!</p> <p>&nbsp;</p> <p>Sekarang, kita perlu bicara tentang sesuatu yang lebih serius, yaitu <strong><em>Suicidal Thought</em></strong><strong>.</strong> Menurut studi dari <em>Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington</em>, salah satu faktor terbesar dalam tindakan bunuh diri adalah pikiran untuk mengakhiri hidup sendiri. Yap, pikiran-pikiran gelap ini menjadi sering muncul dan semakin serius dikalangan Gen Z. Lalu mengapa Gen Z yang paling banyak mengalami<em> Suicidal Thought</em>? Yuk kita bahas</p> <p><strong>So, apa itu </strong><strong><em>Suicidal Thought</em></strong><strong>?</strong></p> <p><em>Suicidal Thoughts </em>adalah pikiran atau keinginan untuk mengakhiri hidup sendiri. Ini bukan sekadar rasa sedih yang biasa kita alami saat menonton film sedih atau mendengar lagu galau. Ini adalah kondisi serius yang butuh perhatian khusus. Pikiran ini bisa muncul karena berbagai alasan&mdash;tekanan hidup, masalah kesehatan mental, atau bahkan pengalaman traumatis yang sulit dihadapi sendirian.</p> <p><strong>Kenapa Generasi Z sering mengalaminya?</strong></p> <p>Kita tahu, hidup di zaman sekarang ini penuh dengan tantangan tersendiri. Beberapa hal yang membuat Generasi Z rentan terhadap<em> Suicidal Thought </em>antara lain:</p> <ul> <li><strong>Tekanan Sosial Media</strong>: Perbandingan diri dengan orang lain di media sosial bisa bikin kita merasa kurang, padahal setiap orang punya jalan hidup yang berbeda.</li> <li><strong>Masalah Kesehatan Mental</strong>: Depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya seringkali jadi pemicu pikiran gelap ini.</li> <li><strong>Perundungan</strong>: Baik itu di dunia nyata atau dunia maya, perundungan bisa meninggalkan luka yang dalam dan susah sembuh.</li> <li><strong>Masalah Keluarga</strong>: Konflik keluarga, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah internal bisa jadi beban yang berat banget.</li> <li><strong>Tekanan Akademik</strong>: Beban belajar yang tinggi dan tuntutan prestasi seringkali bikin kita merasa tertekan, seolah-olah kita harus selalu jadi yang terbaik.</li> </ul> <h3><strong>Kamu Tidak Sendirian, Rangers!</strong></h3> <p>Ingat, Rangers, kamu nggak sendirian. Ada banyak orang di sekitar kita yang peduli dan siap membantu. Setiap kehidupan itu berharga, dan kamu layak mendapatkan kebahagiaan. Jadi, gimana kita bisa mencegah <em>Suicidal Thought</em> ini muncul?</p> <ul> <li><strong>Tingkatkan Kesadaran</strong>: Yuk, kita sama-sama belajar tentang suicidal thoughts dan kenali tanda-tandanya.</li> <li><strong>Rawat Kesehatan Mental</strong>: Pastikan kamu tidur cukup, makan makanan yang sehat, olahraga teratur, dan kelola stres dengan baik.</li> <li><strong>Bangun Hubungan Positif</strong>: Jalin hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena dukungan mereka sangat berarti.</li> <li><strong>Cari Bantuan Profesional</strong>: Jangan ragu untuk konsultasi dengan psikolog atau psikiater jika merasa butuh bantuan.</li> <li><strong>Berikan Dukungan</strong>: Jika kamu punya teman yang sedang berjuang, berikan mereka dukungan dan semangat yang mereka butuhkan.</li> </ul> <p>Ingatl ya Rangers, <em>Suicidal Thought </em>bukan tanda kelemahan, melainkan sebuah jeritan minta tolong. Jangan takut untuk mencari bantuan, karena setiap kehidupan itu berharga, termasuk kehidupanmu, Rangers. Kamu layak untuk bahagia, dan badai ini juga akan berlalu. Tetap semangat!</p>

Aulia Azza

26 Aug 2024

SIHIR EISENHOWER TOXIC MATRIX BISA MEMBEBASKAN PRODUKTIVITAS YANG TOXIC!

SIHIR EISENHOWER TOXIC MATRIX BISA MEMBEBASKAN PRODUKTIVITAS YANG TOXIC!

<p><strong>RANGERS, </strong>pernah nggak sih kamu merasa terbebani dengan tumpukan tugas yang tak kunjung selesai? Bingung mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda? Tenang, kamu nggak sendirian! Rasa kewalahan ini memang seringkali dihadapi oleh banyak orang.</p> <p>Untungnya, ada solusi cerdas untuk membantu kamu menaklukkan segunung tugas, yaitu <strong><em>Eisenhower Matrix</em></strong>.&nbsp;</p> <p><strong>Emang apa sih </strong><strong><em>Eisenhower Matrix</em></strong><strong> itu?</strong></p> <p><em>Eisenhower Matrix</em> ini diciptakan oleh Presiden Amerika Serikat ke-34, Dwight D. Eisenhower, yang dimana menjadi alat untuk membantu kamu memilah dan memprioritaskan tugas berdasarkan urgensi dan kepentingannya.</p> <p>Bayangin sebuah kotak yang dibagi menjadi 4 bagian, kayak papan catur. Nah, di setiap bagiannya, bisa kamu kategorikan tugas-tugas kamu berdasarkan urgensi dan kepentingan.</p> <ul> <li><strong>Kuadran Penting &amp; Mendesak (Do First): </strong>Ini adalah tugas yang wajib banget kamu selesaikan secepatnya. Kayak revisi tugas yang deadline besok, atau nyelamatin kucing yang lagi kejebak di pohon.</li> <li><strong>Kuadran Penting Tapi Gak Mendesak (Decide): </strong>Tugas-tugas ini penting buat masa depan kamu, tapi nggak harus dikerjain sekarang. Kayak belajar buat ujian, atau mungkin nabung buat beli gadget baru.&nbsp;</li> <li><strong>Kuadran Mendesak Tapi Gak Penting (Delegate): </strong>Tugas-tugas ini harus diselesaikan secara cepat, tapi nggak harus kamu yang ngerjain. Kayak bersih-bersih kamar, atau ngurusin laporan keuangan. Coba deh delegasikan kegiatan ini ke adik atau teman kamu.</li> <li><strong>Kuadran Gak Penting &amp; Gak Mendesak (Delete):</strong> Ini dia nih, musuh produktivitas nomor satu! Tugas-tugas yang gak penting dan gak mendesak kayak main game seharian, atau stalking mantan di media sosial. Hapus aja dari daftar kegiatan kamu, Rangers! Kegiatan ini cuma bikin kamu semakin jauh dari tujuan.</li> </ul> <p>Dengan menggunakan <em>Eisenhower Matrix</em>, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur waktu dan tenaga. Kamu jadi bisa fokus ke hal-hal yang benar-benar penting dan mendesak, serta mengeliminasi kegiatan yang nggak produktif. Jadi, nggak ada lagi tuh drama keteteran dengan tumpukan tugas!</p> <p>Gimana Rangers, gampang kan? Yuk, coba terapkan <em>Eisenhower Matrix</em> sekarang dan rasakan perbedaannya dalam hidup kamu! Produktivitas yang toxic bisa segera berlalu, dan kamu bakal lebih siap menghadapi tantangan dengan kepala dingin. Let&rsquo;s get organized and achieve more!</p> <p>&nbsp;</p>

Aulia Azza

19 Aug 2024

Kecerdasan diluar batas! Kok bisa sih Xaviera menghafal sebanyak itu??

Kecerdasan diluar batas! Kok bisa sih Xaviera menghafal sebanyak itu??

<p>RANGERS, episode COC by RuangGuru kemarin bikin greget banget, ya. Apalagi ngeliat persaingan anak-anak pinter tersebut buat dapetin posisi di setiap <em>round</em>-nya. Wuihhh gerah banget penonton liatnya.</p> <p>Ngomongin soal pinter nih, pada episode 4, Xaviera memukau dengan kemampuannya menghafal asal nama pelukis dan tahun pembuatan lukisan. WOW <em>AMAZING </em>BUKAN?!🀩</p> <p>&nbsp;</p> <p>Kira-kira Xaviera ini makan apa yaa sampe punya memori sekuat itu untuk menghafal?</p> <p>PENASARAN??🧐</p> <p>&nbsp;</p> <p>Eits&hellip;.tenang, Xaviera itu ngga makan aneh-aneh kok guysπŸ˜…</p> <p>Tapi, cara Xaviera menghafal ini ada tekniknya, namanya teknik <strong><em>MIND PALACE</em></strong>🧠✨</p> <p>Yup,<strong> </strong><strong><em>MIND PALACE</em></strong>, sebuah cara mengingat yang sering digunakan oleh orang-orang cerdas.</p> <p>Kalau kalian sudah nonton Film Sherlock Holmes, nah film itu kalian bakal menemukan teknik <strong><em>MIND PALACE</em></strong> tersebut. Kalian pasti tau cara Sherlock Holmes mengingat dan memecahkan masalah yang luar biasa itu.&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Jadi, apa itu <strong><em>MIND PALACE</em></strong>?</p> <p><strong><em>MIND PALACE</em></strong> atau dikenal juga sebagai Memory Palace, adalah teknik yang memanfaatkan kemampuan visualisasi otak untuk menyimpan dan mengingat informasi dengan cara yang sangat efisien. Mind Palace ini menggunakan kemampuan visual (<em>photograph memory</em>) kita dalam mengingat.</p> <p>Sebenarnya, teknik ini sudah ada di sejak masa romawi kuno lho, dikenal dengan nama Method Of Loci, dimana pada saat itu akses terhadap kertas sangatlah terbatas.</p> <p>So guys, <strong><em>MIND PALACE</em></strong> merupakan hal nyata (karena pikiran itu menyimpan kenangan yang bersifat memorial).&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Terus gimana cara kerjanya?</strong></p> <ol> <li><strong>Pilih lokasi yang kamu kenal baik</strong><br /> Lokasi ini bisa rumahmu, kantor, atau tempat yang sangat akrab bagimu. Tempat ini akan menjadi &ldquo;palace&rdquo; atau istana dalam pikiranmu.</li> <li><strong>Visualisasikan lokasi tersebut</strong><br /> Dengan mata tertutup, bayangkan berjalan melalui lokasi tersebut. Perhatikan detailnya, seperti pintu, jendela, ruangan, dan perabotan.</li> <li><strong>Tempatkan Informasi</strong><br /> Di setiap sudut atau ruangan, tempatkan potongan informasi yang ingin kamu ingat. Misalnya, jika kamu perlu mengingat daftar belanjaan, bayangkan tomat di atas meja dapur, susu di dalam kulkas, dan roti di atas sofa.</li> <li><strong>Buat Hubungan yang Kuat</strong><br /> Buat hubungan visual yang kuat antara objek di lokasi dan informasi yang ingin diingat. Semakin aneh atau lucu, semakin baik untuk daya ingat.</li> </ol> <p>Teknik<strong> </strong><strong><em>MIND PALACE</em></strong> telah digunakan oleh profesional dan ahli memori untuk menghafal sejumlah besar informasi dengan cepat. Kalau ada yang sampai hafal letak kalimat itu ada di dimana, halaman berapa itu merupakan photograph memory, awal dari mind of palace.&nbsp;</p> <p><br /> <strong>Remember this! </strong>Kecerdasan otak itu bisa diasah dan begitu pula dengan daya ingatan ya RangersπŸ˜‰</p>

Friska Setya

12 Aug 2024

Mengenal Toxic Productivity: Terlalu produktif itu bahaya!

Mengenal Toxic Productivity: Terlalu produktif itu bahaya!

<p>Produktivitas sering kali dianggap sebagai kunci kesuksesan dan kebahagiaan. Tetapi, di balik semua motivasi untuk terus bergerak maju, ada sisi gelap yang sering tidak disadari: toxic productivity. Apa itu toxic productivity, bagaimana mengenalinya, dan apa saja dampaknya bagi kesejahteraan diri kita?</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Apa itu Toxic Productivity?</strong></p> <p>Toxic productivity adalah kondisi di mana seseorang merasa harus selalu produktif sepanjang waktu, bahkan hingga titik di mana hal tersebut berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan emosional. Ini adalah dorongan untuk terus bekerja dan menyelesaikan tugas, sering kali dengan mengorbankan istirahat, waktu bersama keluarga, dan aktivitas yang menyenangkan.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Tanda-tanda Toxic Productivity</strong></p> <p>Mengenali tanda-tanda toxic productivity bisa menjadi langkah pertama untuk dapat mengatasi hal tersebut. Berikut beberapa tanda yang perlu diwaspadai:</p> <p>1. Perasaan Tidak Pernah Cukup: Merasa apa yang telah dilakukan selalu kurang dan harus melakukan lebih banyak hal lagi.</p> <p>2. Mengorbankan Istirahat: Mengurangi atau menghilangkan waktu istirahat dan tidur demi menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai dikerjakan.</p> <p>3. Mengabaikan Kesehatan: Melupakan aktivitas fisik dan pola makan sehat karena terlalu fokus pada pekerjaan, hal ini tentunya dapat menganggu kesehatan jika dilakukan secara sering atau terus menerus.</p> <p>4. Rasa Bersalah Saat Tidak Bekerja: Merasa bersalah atau cemas saat mengambil waktu untuk diri sendiri atau bersantai.</p> <p>5. Overworking: Bekerja melebihi jam kerja normal dan mengabaikan batasan waktu pribadi yang seharusnya dimiliki.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Dampak Negatif Toxic Productivity</strong></p> <p>Toxic productivity dapat membawa berbagai dampak negatif, baik secara fisik maupun mental. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:</p> <p>1. Burnout: Kondisi kelelahan fisik dan mental yang ekstrem akibat bekerja terus-menerus tanpa istirahat yang cukup.</p> <p>2. Stres dan Kecemasan: Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi karena terus-menerus merasa harus produktif.</p> <p>3. Masalah Kesehatan: Gangguan tidur, penurunan kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya akibat kurangnya istirahat dan gaya hidup tidak sehat.</p> <p>4. Kehilangan Kualitas Hidup: Kehilangan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman, kurangnya waktu untuk melakukan hobi dan aktivitas yang terasa menyenangkan.</p> <p>5. Produktivitas Menurun: Terlalu banyak bekerja dapat menurunkan produktivitas karena tubuh dan pikiran tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk dapat istirahat dengan cukup.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Mengatasi Toxic Productivity</strong></p> <p>Mengatasi toxic productivity membutuhkan kesadaran dan usaha untuk menyeimbangkan kehidupan, agar kehidupan yang dimiliki dapat menjadi lebih berkualitas dan tetap terjaga. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:</p> <p>1. Tetapkan Batasan: Tetapkan jam kerja yang jelas dan pastikan untuk mengambil waktu istirahat yang cukup.</p> <p>2. Prioritaskan Kesehatan: Jadwalkan waktu untuk berolahraga, makan sehat, dan tidur yang cukup.</p> <p>3. Nikmati Waktu Luang: Luangkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kesejahteraan mental.</p> <p>4. Belajar Berkata Tidak: Jangan ragu untuk menolak pekerjaan tambahan jika merasa beban sudah terlalu banyak.</p> <p>5. Refleksi Diri:&nbsp; Mengevaluasi apakah cara bekerja Rangers sudah seimbang dan sehat.</p> <p>Dari penjelasan diatas, kesimpulannya yang dapat kita ambil, <em>toxic productivity</em> fenomena yang semakin umum di era modern ini, terutama dengan meningkatnya tekanan untuk selalu produktif. Menyadari tanda-tanda dan dampak negatifnya adalah langkah awal untuk mencegah dan mengatasi kondisi ini. Ingatlah bahwa produktivitas yang sehat adalah tentang menemukan keseimbangan yang tepat antara bekerja dan menikmati hidup. Dengan begitu, kita bisa mencapai kesuksesan tanpa harus mengorbankan kesejahteraan diri kita sendiri.</p>

Siti Barotut Taqiah

05 Aug 2024

GRINDSET : Bekerja keras tapi lupa diri sendiri

GRINDSET : Bekerja keras tapi lupa diri sendiri

<p>RANGERS, ditengah gempuran <em>hustle culture </em>ini banyak sekali orang-orang yang mengejar pekerjaan secara berlebih. Pola pikir ini sering kali berakar pada keyakinan bahwa <strong>kesuksesan berbanding lurus dengan jumlah kerja keras yang dilakukan seseorang.</strong> Apakah kalian juga demikian?</p> <p>&nbsp;</p> <p>Jika YA, hati-hati jangan sampai kalian tenggelam dalam problematika <strong><em>GRINDSET.</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Budaya bekerja keras menyebabkan produktivitas yang beracun? Emang bisa?</strong></p> <p>&ldquo;Tak henti-henti&rdquo; dengan menghighlight kalimat tersebut, membuat seperti semuanya tercurah untuk pekerjaan secara 24/7. Seakan-akan pekerjaan adalah <strong>prioritas utama di atas segalanya</strong> dan istirahat merupakan hal yang tabu.</p> <p>&nbsp;</p> <p>Budaya kerja keras akan membuat dampak yang besar bagi orang yang mengalaminya. Budaya tersebut mendorog terciptanya lingkungan kerja yang para pekerjanya banyak <strong>mengorbankan kehidupan pribadi mereka untuk bekerja demi harapan dan tujuan profesional yang tidak realistis.</strong>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p>Beberapa karakteristik yang muncul apabila kamu termasuk dalam golongan Grindset ini adalah <strong><em>Workaholism </em></strong>dan <strong><em>Perfectionism.</em></strong></p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Lantas, apa yang ditimbulkan dari efek Grindset ini?</strong></p> <ul> <li><strong>Kecemasan&nbsp;</strong></li> </ul> <p>bekerja terlalu keras akan membuat seseorang berada dalam kecemasan. Hal tersebut dikarenakan otak diminta untuk terus berpikir walaupun sudah <em>over capacity.</em></p> <ul> <li><strong>Gangguan tidur&nbsp;</strong></li> </ul> <p>Penganut kerja keras berlebih ini menganggap bahwa istirahat hanyalah membuang-buang waktu saja. Mereka sering sekali menggunakan waktu luang untuk terus bekerja ketimbang untuk beristirahat, itulah mengapa terjadi gangguan tidur.</p> <ul> <li><strong>Stres berlebih</strong></li> </ul> <p>Bekerja berjam-jam, fokus yang terus-menerus pada pekerjaan tanpa ada jeda, memberikan efek yang signifikan terhadap kondisi mental. Stress tersebut dipicu oleh tekanan yang bertubi-tubi, sehingga tubuh tidak dapat mengontrol tingkat stress tersebut.&nbsp;&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Lalu adakah cara untuk melarikan diri dari </strong><strong><em>GRINDSET</em></strong><strong>?</strong></p> <p>Yup, kalian bisa menata kembali apa arti kesuksesan yang sebenarnya, bukan malah kesuksesan yang membunuh secara perlahan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan kebiasaan yang bisa meningkatkan keseimbangan kehidupan dan pekerjaan yang sehat, misalnya dengan menyisihkan waktu untuk bermain basket dengan teman-teman atau kegiatan menarik lainnya.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong><em>Grindset</em></strong> sering kali dianggap sebagai kunci untuk mencapai kesuksesan, terutama dalam konteks profesional dan pengembangan diri. Namun, penting untuk RANGERS ketahui untuk <strong>mengenali batasan dan dampak negatif dari pola pikir ini</strong>.</p>

Friska Setya

22 Jul 2024